![]() |
Ketua DPW Nasdem Jatim |
“Kita cari putra-putri terbaik, bukan kader terbaik. Di semua tingkatan tanpa mahar apapun. Kebijakan ini yang kemudian akan sangat mengusik zona nyaman. Ini budaya politik baru,” katanya kepada sejumlah wartawan saat berkungjung ke Lumajang, Selasa (27/11).
Lanjutnya, bukan hanya zona nyaman dari partai politik lain yang akan terusik dengan cara yang dilakukan Nasdem. “Tapi internal partai kami yang juga terusik. Inilah realisasi cara baru gerakan perubahan yang diusung oleh partai,” terang wanita yang akrab dipanggil Bunda Janet itu.
Kenapa harus dilakukan, menurutnya ini adalah jawaban untuk mengatasi akar permasalahan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang masih terjadi di Indonesia. Karena jika politik mahar tetap terjadi, KKN juga akan mudah terjadi.
“Itu jawaban dari kita kalau mau sepakat tidak suka KKN. Dan itulah penyakit yang harus dibuang. Itu akarnya,” tegas wanita berusia 60 tahun itu.
Upaya yang dilakukan oleh Nasdem ini rupanya diakui manjur dan mujarab. Meskipun dampaknya masih terasa di kubu internal sendiri. Bukan politik secara garis besar yang terjadi di Indonesia saat ini.
“Sejauh ini masih belum ada efek keluar. Masih efek di dalam. Kami juga belum jadi partai besar. Belum bisa menciptakan hukum pasar yang baru. Jika kita sudah besar, barulah perubahan bisa kita rasakan. Jika nanti berefek, yang lain akan mengikuti kami. Kalau tidak, bisa ketinggalan,” pungkasnya.
Dan hasilnya adalah dapat dilihat dari beberapa Pilkada yang sudah diikuti oleh Nasdem. “Setiap Pilkada hasilnya semakin meningkat,” ujarnya. Awalnya Nasdem berada di peringkat dua di sejumlah daerah. Namun kemudian banyak menjadi pemenang di setiap Pilkada yang diikuti. (fit)