![]() |
Bencana di Lumajang |
Pelaksana Teknis (Plt) Sekretaris BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo sempat menyampaikan, kebakaran yang sering terjadi di rumah lantaran adanya kelalaian dari pemiliknya. Diantaranya disebabkan lupa mematikan tungku.
“Dari beberapa peristiwa, penyebabnya karena tungku yang masih menyala. Sedangkan pemilik rumah sedang keluar,” katanya.
Untuk itu Ia menghimbau kepada masyarakat agar selalu mengecek kompor atau tungku saat hendak keluar rumah. “Pastikan sudah dalam keadaan mati saat ditinggal keluar,” himbaunya.
Penyebab lainnya adalah adanya konsleting listrik. Kadang ada pemilik rumah yang menggunakan kabel kecil untuk penggunaan daya yang besar. “Kita minta untuk disesuaikan. Karena itu bahaya,” terangnya.
Kemudian longsor menjadi bencana terbanyak kedua setelah kebakaran. Ada 49 peristiwa longsor di 2018. Dari data BPBD, paling sering terjadi di awal tahun dan akhir tahun. Atau saat musim hujan melanda. Senduro, Pronojiwo, Ranuyoso, dan Tempursari adalah kecamatan diantaranya yang rawan longsor.
“Kita sudah ada relawan yang bersiaga di daerah rawan longsor. Sehingga bisa cepat mengantisipasi. Khususnya saat hujan deras,” ujar Wawan.
Total sepanjang 2018 ada 198 bencana yang tercatat oleh BPBD Lumajang. Selain kebakaran dan longsor, lainnya yang juga cukup tinggi adalah banjir yang tejadi 18 kali dan cuaca ekstrim 30 kali. (fit)